JAKARTA,dotNews.id – Polemik warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah, dengan pemerintah setempat dan juga ikut turut tangannya aparat TNI serta kepolisian menjadi viral di berbagai media sosial.
Diduga hal itu ditengarai oleh pengukuran hutan terkait rencana penambangan ‘harta karun’ berupa batu andesit untuk proyek Bendungan Bener, namun ditolak oleh sejumlah masyarakat Desa Wadas, dengan alasan lingkungan.
Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, batu andesit tersebut adalah suatu jenis batuan vulkanik ekstrusif berkomposisi menengah, dengan tekstur afanitik hingga porfiritik.
Dimana batuan andesit sangat berguna untuk bangunan-bangunan megalitik dan bersejarah. Adapun batuan andesit umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan (AS), atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia.
Menurut Peneliti Geologi di Pusat Riset Oseanografi – BRIN, Yunia Witasari mengatakan, andesit di Purworejo merupakan batuan vulkanik yang bukan merupakan hasil erupsi gunung berapi. Andesit di Purworejo termasuk dalam batuan vulkanik. Magma yang keluar ke permukaan bumi bukan karena erupsi ekplosif tapi meleleh perlahan keluar melalui rekahan atau sesar di batuan. “Jenis batu andesit dari erupsi vulkanik lebih banyak digunakan sebagai bahan bangunan,” dikutip dari CNN Indonesia.
Seperti diketahui, batu andesit dari Desa Wadas dikabarkan untuk membuat pondasi bendungan. Penggunaan batu andesit yang terbentuk dari Magma diklaim memiliki tekstur yang lebih seragam baik ukuran maupun massa dasarnya, materialnya juga lebih kokoh untuk dijadikan bahan bangunan.(*)