Manado, dotNews.id – Tren Kasus penikaman dengan menggunakan senjata tajam (Sajam), di Sulawesi Utara (Sulut), kian mencekam warga setempat. Polisi pun diminta ambil tindakan tegas dan hukum seberat-beratnya bagi para pelaku.
Bagaimana tidak, dalam beberapa bulan terakhir ini, warga Sulut yang dikenal ‘semboyan torang samua basudara’, makin di teror dengan kejadian kasus penikaman bahkan sampai pada hilangnya nyawa sang korban.
Sebut saja, diantara kejadian tersebut, baru-baru ini, terjadi di Keluruhan Banjer Lingkungan V, Tikala Manado. Dimana seorang pemuda FK (19), berani menikam pacarnya M (16), dengan pisau badik, hingga meregang nyawa. Di hari yang sama juga, Minggu (06/03/22), kasus pembunuhan kembali pecah di Watudambo Minut, oleh tersangka VS (24), yang gampangnya menikam Jeiner Rotti (22), hingga korban meninggal dunia. Begitu juga kasus penikaman yang terjadi di kafe Kawasan Megamas Manado, dengan tersangka KP (21) Warga Perkamil, Kecamatan Paal Dua.
Tak hanya sampai disitu, sebelumnya kasus penikaman juga terjadi di Kelurahan Mahakeret Barat, pada hari Selasa, (01/03/22) sekitar pukul 02.50 Wita. Dimana Tim Opsnal Polresta Manado berhasil menangkap 4 pemuda belasan tahun yang telah melakukan penganiayaan secara bersama-sama dengan senjata tajam terhadap korban Irvan Panggi (27), warga Kelurahan Wanea Manado.
Begitu juga kejadian kasus panah wayer di Jalan Sarapung, Wenang Manado, pada Rabu (23/02/22), sekitar pukul 01.00 Wita, dengan Tiga pelaku VK dan FP, ditangkap di Pasar Karombasan Manado, sedangkan RT ditangkap di sekitar Bundaran Patung Samrat Manado.
Tim Resmob dan Tim Opsnal Polresta Manado, juga mengamankan seorang pria pelaku penikaman terhadap sesama sopir angkutan umum perkotaan (angkot), yang terjadi di Malalayang, Manado, pada Selasa (22/02/22) malam.
Sederat kasus ini terjadi rata-rata akibat senjata tajam, ditambah pengaruh minuman keras (Miras). Atas dasar itu warga berharap harus ada tindakan tegas yang diambil oleh aparat penegak hukum. “Untuk mengatasi ketidak nyamanan warga Sulut, Polisi harus secepatnya turun tangan dan mengaktifkan kembali patroli penyakit masyarakat di tempat-tempat yang menjadi rawan akan terjadinya kasus kriminalisasi, terlebih pada saat malam hari,” harap Harry Montolalu, salah warga Sulut.
(rap)