JAKARTA, dotnews.id – Jika terpilih di Pilpres 2024 ini, pasangan calon (Paslon) Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, akan mengurangi subsidi BBM guna mewujudkan program unggulan, termasuk makan siang dan susu gratis.
Hasil perhitungan suara sementara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), per pukul 14.00 WIB Jumat (17/02/2024), Paslon Prabowo-Gibran unggul dari paslon lainnya dengan torehan suara 57 persen dari 54,91 persen TPS yang masuk.
Kepada wartawan, Eddy Soeparno, Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran mengatakan, di pemerintahan Prabowo nanti, pihaknya akan menyesuaikan dana subsidi energi selama dua hingga tiga bulan ke depan, setelah menjabat Oktober mendatang.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Soeparno menilai 80 persen anggaran subsidi BBM sebesar Rp350 triliun, tidak tepat sasaran.
“Begitu juga Kami juga dengan biaya program Prabowo dengan mengurangi subsidi, subsidi yang tidak perlu,” kata Soeparno, dilansir CNN Indonesia, Jumat (16/02/2024).
Menurutnya, subsidi energi sebesar 80 persen dari Rp350 triliun, ditargetkan untuk mereka yang tidak memenuhi syarat menerima subsidi. Sehingga itu perlu dilakukan penyesuaian jumlah subsidi dari subsidi yang sebenarnya.
Soeparno juga mengatakan, pemerintahan Prabowo akan meningkatkan rasio pajak untuk membiayai sejumlah program.
“Penerimaan pajak Indonesia hanya setara dengan sekitar 10 persen produk domestik bruto (PDB).
Angka ini, terlalu kecil jika dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara yang memiliki rasio sebesar sebesar 14 persen,” ujarnya.
Ditambahkannya, adapun program makan siang dan susu gratis akan menyasar sekitar 82,9 juta orang yang berasal dari tiga golongan masyarakat.
“Pertama 74,2 juta anak sekolah. Kedua 4,3 juta santri. Ketiga 4,4 juta ibu hamil. Program ini masuk dalam 8 program hasil terbaik cepat, dalam visi dan misi Asta Cita yang diusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, dalam rangka mengentaskan kasus stunting di Indonesia,” pungkas Soeparno.
Sementara itu, Hashim Djojohadikusumo pernah menyebut anggaran program itu mencapai Rp400 triliun per tahun.
“Artinya dalam setahun, setiap penerima mendapat Rp4,82 juta. Jumlah tersebut setara dengan Rp402 ribu per bulan atau Rp13.403 per hari,” ungkap Wakil Ketua Dewan Pembina Pembina Partai Gerindra ini.
Selain itu juga, Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Drajat Wibowo mengungkapkan, ada empat sumber pendanaan baru yang bisa membiayai program yang disusun, termasuk makan siang gratis. Hal ini untuk tidak membebani keuangan negara.
Drajat menjelaskan, sumber yang pertama kita dapat lewat revisi satu pasal dari satu aturan yang bisa menambah penerimaan negara hingga ratusan triliun.
Yang kedua lanjuti dia, dana kasus yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht). Potensi penerimaan negara sekitar Rp90 triliun lebih dari dana-dana yang belum masuk ini.
Dan yang ketiga, merombak aturan perpajakan, diantaranya terkait pajak pertambahan nilai (PPN). Dan yang keempat tentang digitalisasi di berbagai sektor ekstraktif.
“Ada beberapa lagi pundi-pundi penerimaan. Dimana target kita minimal dapat mengidentifikasi jumlah yang cukup jika kemudian Prabowo-Gibran diberi mandat rakyat. Tahun 2025 nanti kita telah siap dengan budgetnya,” tutur Drajat.(**)